Langsung ke konten utama

Pelatihan Administrasi UKM Al Izzah: Membentuk Budaya Administrasi Terstruktur

Foto: Proses Latihan Administras

Dalam rangka membekali pengurus baru dengan keterampilan administrasi dasar, UKM Al Izzah sukses menggelar Pelatihan Administrasi pada Jumat, 25 April 2025, di Gedung Laboratorium Terpadu Kampus Timur IAIN Kudus. Acara ini terbuka untuk umum, khususnya mahasiswa yang ingin memperdalam wawasan administrasi organisasi, seperti penyusunan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) dan proposal. Kegiatan dimulai pukul 14.00 WIB dan berlangsung dengan suasana yang penuh semangat.

Pelatihan ini menghadirkan Akhi Bahtiar, Ketua UKM Al Izzah 2024, sebagai pemateri. Ia menekankan pentingnya ketelitian, konsistensi, dan manajemen waktu dalam administrasi. "Administrasi itu seperti mengelola diri sendiri. Setelah terbiasa, akan lebih mudah mengurus organisasi. Kuncinya adalah konsistensi, rutin, dan ketelitian," ujarnya. Ia juga membagikan pengalamannya menghadapi tantangan administrasi, mulai dari menyatukan visi anggota hingga mengelola surat-menyurat dengan prosedur yang beragam.

Foto: Sesi Foto Bersama

Acara dipandu oleh Ukhti Ayu, salah satu pengurus UKM Al Izzah, yang membuat suasana pelatihan lebih hidup dan interaktif. Menjelang penutupan, ia menyampaikan, "Semoga pelatihan ini dapat meningkatkan kesadaran semua peserta tentang pentingnya administrasi dalam organisasi, agar segala hal dapat berjalan lancar dan terorganisir dengan baik."

Dengan semangat belajar dan suasana kekeluargaan, pelatihan ini diharapkan menjadi awal bagi peserta untuk membangun budaya administrasi yang rapi, terstruktur, dan berkelanjutan di lingkungan UKM Al Izzah maupun di organisasi lain secara lebih terstruktur dan profesional.

 

 

Penulis : Salma

Editor : Elfin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jurnal Konservasi Nilai dan Karakter

PENDIDIKAN NILAI DAN KARAKTER DI ERA SEKARANG Siyam Fitriyani Pendidikan Bahasa Arab, Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Negeri Kudus, E-mail: fitriyanisiyam321@gmail.com Nomor Hp : 08816770699 ABSTRAK         Karakter bisa diartikan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku seseorang, sehingga orang yang tidak jujur, kejam, berperilaku jelek, bisa dikatakan berkarakter jelek. Sebaliknya, orang yang berperilaku sesuai dengan kaidah moral bisa dikatakan orang yang berkarakter mulia. Nilai karakter konservasi adalah sikap pribadi yang stabil untuk selalu berusaha melindungi dan melestarikan nilai budaya serta perilaku manusia dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Pendidikan karakter berbasis konservasi berupaya untuk menyemaikan dan mengembangkan nilai-nilai religius, jujur, peduli, toleran, demokratis, santun, cerdas, dan tangguh dalam bermasyarakat ataupun dalam diri mahasiswa dengan maksud agar mereka mampu menjadi...

Inilah Sosok Lora Ismail Al-Kholilie, Cucu Syaikhona Kholil Asal Bangkalan Yang Penuh Inspiratif Bagi Kalangan Pecinta Bahasa Arab

Foto: https://cariustadz.id/ustadz/detail/Lora-Ismail-Amin-Kholil-562152 Tidak sedikit masyarakat di Indonesia telah memanfaatkan media sosial sebagai sarana pembelajaran guna memperdalam ilmu agama yang dimiliki melalui menonton tayangan kontennya, terkhusus kaum muda. Tetapi kenyataan diluar sana menyatakan bahwa tidak sedikit pendakwah di media sosial yang nekat mengaburkan kebenaran informasi hanya demi mencari popularitas semata. Maka dari itu, memilih referensi konten yang tidak sesat harus dilakukan dengan filtrasi yang ketat, bijak, tepat dan kompeten, terlebih lagi tidak sedikit influencer yang melakukan kesalahan fatal seperti memberikan salah pengartian terhadap beberapa hal, seperti penyesatan secara pemahaman ilmu pengetahuan terhadap beberapa kalimat-kalimat Bahasa Arab yang menjadi tren di kalangan masyarakat itu sendiri. Hal ini ternyata telah menjadi suatu perhatian yang khusus bagi sosok Lora Ismail Al-Kholilie, seorang influencer sekaligus ulama' yang lahir di ...

Abu Aswad Ad-Du'ali Sang Penemu Harakat

      (Gambar: http://tahfizhdulido.com)  Tidak bisa dipungkiri bahwa Al-Quran yang selalu kita baca saat ini ternyata amat jauh berbeda dengan Al-Qu'an asli pada zaman Rasulullah. Hal ini dikarenakan pada mulanya Al-Quran turun kepada Rasulullah tanpa adanya tanda baca dan syakal sama sekali. Barang tentu sangat sulit bagi kita untuk membacanya. Apalagi huruf-huruf yang memiliki bentuk yang sama tanpa adanya titik, pasti susah untuk membedakannya.  Berkat ijtihad para tabi'in dan Ulama' terdahulu yang telah berhasil memudahkan pembacaan Al-Quran yakni dengan memberikan tanda baca pada Al-Quran.  Al-Quran yang semula polos kemudian oleh Abu Aswad Ad-Du'ali diberikan titik agar membedakan huruf yang dibaca fathah, kasrah, atau dhammah.  Abu Aswad Ad-Du'ali yang memiliki nama asli Dzalam bin Amru bin Sufyan bin Jandal bin Yu'mar bin Du'ali lahir di Basrah yakni pada tahun 603 M. Ia merupakan murid kinasih Ali bin Abi Thalib. Abu Aswad Ad-Du'ali dikenal s...