Langsung ke konten utama

Salurkan Bakatmu Melalui Ajang MISBAH II 2025 dan Raihlah Prestasi Disana

Gambar : Para Pemenang Lomba Pada MISBAH I 2024

Pada kesempatan kali ini, UKM Al-Izzah akan kembali mengadakan suatu perlombaan seni dan bakat pada bidang Bahasa Arab secara tahunan yang bertajuk Musabaqoh 'Arobiyah Al-Islamiyah II (MISBAH II). MISBAH II 2025 akan memperlombakan 4 kategori yaitu: Ghina' (Lagu), Syi'ir (Puisi), Musabaqoh Qiro'atul Kutub atau biasa disingkat dengan sebutan MQK (Baca Kitab) dan Khitobah (Pidato). Perlombaan ini dapat diikuti oleh mahasiswa dari seluruh perguruan tinggi yang ada di Indonesia ataupun masyarakat umum. 

Rangkaian acara dari MISBAH II 2025 akan dimulai dari 8 April hingga 28 Mei 2025. Berikut adalah rangkaian acaranya:

  • Pendaftaran Gelombang 1 : 8-22 April 2025
  • Pendaftaran Gelombang 2 : 23 April - 16 Mei 2025
  • Technical Meeting : 17 Mei 2025
  • Pengumpulan Karya: 18-20 Mei 2025
  • Penjurian: 21-23 Mei 2025
  • Pengumuman Finalis Grand Final : 24 Mei 2025
  • Technical Meeting (Bagi Finalis Show Grand Final) : 25 Mei 2025
  • Show Grand Final (Secara Offline di Kampus IAIN Kudus) : 28 Mei 2025
  • *berlaku untuk semua kategori lomba

Gambar : Penampilan Salah Satu Peserta Pada MISBAH I 2024

Dengan diadakannya MISBAH II 2025, setiap orang yang berpartisipasi memiliki kesempatan yang sama untuk mengembangkan bakat dan prestasi di bidang bahasa Arab. Untuk itu, mempersiapkan penampilan yang terbaik dan orisinil demi menggapai prestasi tertinggi melalui ajang MISBAH 2025 ini sangat penting untuk diperhatikan jika ingin sukses mewujudkan ambisi dalam meraih prestasi. Untuk info lebih lanjut, kalian dapat melihat lampiran pamflet dibawah ini atau klik link dibawah ini:

https://taplink.cc/misbah

Selamat berjuang dan semoga sukses bagi para peserta MISBAH II 2025.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jurnal Konservasi Nilai dan Karakter

PENDIDIKAN NILAI DAN KARAKTER DI ERA SEKARANG Siyam Fitriyani Pendidikan Bahasa Arab, Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Negeri Kudus, E-mail: fitriyanisiyam321@gmail.com Nomor Hp : 08816770699 ABSTRAK         Karakter bisa diartikan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku seseorang, sehingga orang yang tidak jujur, kejam, berperilaku jelek, bisa dikatakan berkarakter jelek. Sebaliknya, orang yang berperilaku sesuai dengan kaidah moral bisa dikatakan orang yang berkarakter mulia. Nilai karakter konservasi adalah sikap pribadi yang stabil untuk selalu berusaha melindungi dan melestarikan nilai budaya serta perilaku manusia dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Pendidikan karakter berbasis konservasi berupaya untuk menyemaikan dan mengembangkan nilai-nilai religius, jujur, peduli, toleran, demokratis, santun, cerdas, dan tangguh dalam bermasyarakat ataupun dalam diri mahasiswa dengan maksud agar mereka mampu menjadi...

Inilah Sosok Lora Ismail Al-Kholilie, Cucu Syaikhona Kholil Asal Bangkalan Yang Penuh Inspiratif Bagi Kalangan Pecinta Bahasa Arab

Foto: https://cariustadz.id/ustadz/detail/Lora-Ismail-Amin-Kholil-562152 Tidak sedikit masyarakat di Indonesia telah memanfaatkan media sosial sebagai sarana pembelajaran guna memperdalam ilmu agama yang dimiliki melalui menonton tayangan kontennya, terkhusus kaum muda. Tetapi kenyataan diluar sana menyatakan bahwa tidak sedikit pendakwah di media sosial yang nekat mengaburkan kebenaran informasi hanya demi mencari popularitas semata. Maka dari itu, memilih referensi konten yang tidak sesat harus dilakukan dengan filtrasi yang ketat, bijak, tepat dan kompeten, terlebih lagi tidak sedikit influencer yang melakukan kesalahan fatal seperti memberikan salah pengartian terhadap beberapa hal, seperti penyesatan secara pemahaman ilmu pengetahuan terhadap beberapa kalimat-kalimat Bahasa Arab yang menjadi tren di kalangan masyarakat itu sendiri. Hal ini ternyata telah menjadi suatu perhatian yang khusus bagi sosok Lora Ismail Al-Kholilie, seorang influencer sekaligus ulama' yang lahir di ...

Abu Aswad Ad-Du'ali Sang Penemu Harakat

      (Gambar: http://tahfizhdulido.com)  Tidak bisa dipungkiri bahwa Al-Quran yang selalu kita baca saat ini ternyata amat jauh berbeda dengan Al-Qu'an asli pada zaman Rasulullah. Hal ini dikarenakan pada mulanya Al-Quran turun kepada Rasulullah tanpa adanya tanda baca dan syakal sama sekali. Barang tentu sangat sulit bagi kita untuk membacanya. Apalagi huruf-huruf yang memiliki bentuk yang sama tanpa adanya titik, pasti susah untuk membedakannya.  Berkat ijtihad para tabi'in dan Ulama' terdahulu yang telah berhasil memudahkan pembacaan Al-Quran yakni dengan memberikan tanda baca pada Al-Quran.  Al-Quran yang semula polos kemudian oleh Abu Aswad Ad-Du'ali diberikan titik agar membedakan huruf yang dibaca fathah, kasrah, atau dhammah.  Abu Aswad Ad-Du'ali yang memiliki nama asli Dzalam bin Amru bin Sufyan bin Jandal bin Yu'mar bin Du'ali lahir di Basrah yakni pada tahun 603 M. Ia merupakan murid kinasih Ali bin Abi Thalib. Abu Aswad Ad-Du'ali dikenal s...