PENDIDIKAN NILAI DAN KARAKTER DI ERA SEKARANG
Siyam Fitriyani
Pendidikan Bahasa Arab, Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Negeri Kudus,
E-mail: fitriyanisiyam321@gmail.com
Nomor Hp : 08816770699
ABSTRAK
Karakter bisa diartikan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku seseorang, sehingga orang yang tidak jujur, kejam, berperilaku jelek, bisa dikatakan berkarakter jelek. Sebaliknya, orang yang berperilaku sesuai dengan kaidah moral bisa dikatakan orang yang berkarakter mulia. Nilai karakter konservasi adalah sikap pribadi yang stabil untuk selalu berusaha melindungi dan melestarikan nilai budaya serta perilaku manusia dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Pendidikan karakter berbasis konservasi berupaya untuk menyemaikan dan mengembangkan nilai-nilai religius, jujur, peduli, toleran, demokratis, santun, cerdas, dan tangguh dalam bermasyarakat ataupun dalam diri mahasiswa dengan maksud agar mereka mampu menjadi agen masyarakat yang sehat, unggul, dan kompetitif. Karakter dibentuk melalui penanaman dalam berbagai metode dan media yang dikembangkan berdasarkan kearifan lokal dan perubahan-perubahan sosial yang terjadi misalnya, pendidikan karakter yang dikembangkan berdasarkan produk kebudayaan masyarakat, yang dimana mencakup filosofi, nilai-nilai, norma, etika, adat-istiadat, kepercayaan.
Sudah menjadi kesadaran bersama bahwa dunia pendidikan merupakan cara yang telah dilakukan umat manusia sepanjang kehidupannya untuk menjadi sarana dalam melakukan transmisi dan transformasi baik nilai maupun ilmu pengetahuan. Dunia pendidikan sebagai sarana transmisi nilai dan ilmu pengetahuan tidak lepas dari pendidikan. Pendidikan karakter penting bagi kehidupan manusia, yang dimainkan tidak sekedar menunjukkan pengetahuan moral, tetapi juga melakukan tindakan moral.
KATA KUNCI : Nilai, Pendidikan Karakter, Implementasi
PENDAHULUAN
Istilah pendidikan karakter baru muncul pada dekade terakhir di Amerika Serikat, seperti dinyatakan Suyata (2011: 13), dalam sepuluh sampai dua puluh tahun lalu, istilah pendidikan moral lebih populer di Amerika, sedangkan di kawasan Asia lebih populer dengan pendidikan karakter. Di Indonesia dipakai pula istilah pendidikan budi pekerti dan pendidikan moral pancasila. Tujuan adanya pendidikan ada dua diantaranya: 1) membantu manusia untuk menjadi cerdas dan pintar 2) membantu menjadi manusia yang baik. Membantu manusia untuk cerdas dan pintar sangat mudah untuk dilakukan, tetapi membantu manusia menjadi baik itu sangat sulit untuk dilakukan. Akutnya dan minimnya moral yang dimiliki oleh seseorang, maka pentingnya Pemerintahan untuk menyelenggarakan pendidikan karakter tersebut. Rujukan kita sebagai seorang yang beragama (Islam) misalnya, terkait dengan problem moral dan pentingnya pendidikan karakter dapat dilihat dari kasus moral yang pernah menimpa kedua putera Nabi Adam a.s. Perilaku Qabil dan Haabil dalam menyedekahkan hartanya, sikap dengki Qabil terhadap Habil yang berujung pada kasusu pembunuhan. Hal ini menunjukkan bahwa minimnya moral yang dimiliki seseorang, anak dari seorang Nabi saja bisa berbuat seperti itu, apalagi kita yang sebagai manusia biasa tidak adaa apa-apanya pasti moral yang dimiliki seseorang pasti lebih minim apalagi jika tidak diperkuat dengan ilmu pengetahuan, moral seseorang akan lebih buruk.
Menurunnya kualitas moral dalam kehidupan manusia Indonesia, terutama dikalangan siswa, menuntut untuk diselenggarakannya pendidika karaakter. Sekolah dituntut untuk memainkan peran dan tanggung jawabnya untuk menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai yang baik dan membantu para siswa membentuk dan membangun karakter mereka dengan nilai-nilai yang baik. Pendidikan karakter tidak hanya diarahkan untuk kalangan siswa saja melainkan seluruh masyarakat yang adaa di bumi, untuk memberikan tekanan pada nilai-nilai tertentu seperti, rasa hormat, tanggung jawab, jujur, peduli, adil, dan melakukan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan mereka sendiri.
PEMBAHASAN
PENGERTIAN KARAKTER
Kata character berasal dari bahasa Yunani charassein, yang berarti to engrave (melukis, menggambar), seperti orang yang melukis kertas, memahat batu. Dapat disimpulkan bahwa character merupakan tanda atau ciri yang khusus dan karenanya melahirkan suatu pandangan bahwa karakter adalah pola perilaku yang bersifat individual, keadaan moral seseorang. Karakter seseorang berkaitan dengan perilaku yang ada di sekitar dirinya. (Kevin Ryan, 1999:5).
Karakter yang baik berkaitan dengan pengetahuan yang baik, mencintai yang baik, dan melakukan yang baik. Mengetahui yang baik berarti dapat memahami dan membedakan antara yang baik dan buruk. Aristoteles menyebutnya dengan practical wisdom (kebijakan praktis) berarti mengetahui keadaan apa yang diperlukan. Pentingnya pendidikan karakter, menurut Lickona ada tujuh alasan mengapa pendidikan karakter harus diajarkan:
Untuk menjamin anak-anak (siswa) memiliki kepribadian yang baik
Untuk meningkatkan prestasi akademik
Sebagian siswa tidak dapat membentuk karakter yang kuat bagi dirinya ditempat lain
Persiapan siswa agar dapat hidup dalam masyarakat yang beragam
Berakar dari adanya problem moral-sosial seperti kekerasan, ketidakjujuran, ketidaksopanan
Persiapan terbaik untuk menyongsong perilaku di tempat kerja
Pembelajaran nilai-nilai budaya yang merupakan bagian dari kerja peradaban
Pendidikan karakter pada abad ke-21 menimbulkan tantangan yang berdampak pada terjadinya krisis di bidang karakter, pendidikan karakter saat ini semakin memudar beberapa mata pelajaran diyakini sebagai pembinaan karakter bangsa, seperti Pendidikan Moral Pancasila, Pendidikan Kewarganegaran, begitu juga pendidikan Agama yang berkaitan dengan pembinaan akhlak mulia. Berbagai mata pelajaran ini digeser dengan adanya mata pelajaran yang berkaitan dengan pengembangan wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi serta keterampilan hard skillnya, namun kurang diimbangi dengan mata pelajaran yang berkaitan dengan pendidikan karakter bangsa yang mengarahkan pada penguatan soft skill, seperti kejujuran, toleransi, humanis, santun, kerja keras dan sebagainya. Sekarang ini pendidikan karakter seseorang sangat minim sekali dikarenakan adanya teknologi yang serba maju dan canggih, tanpa disadari banyak pengaruh yang ditimbulkan akibat adanya teknologi sekarang seperti gadget, jika kita tidak menyaring terlebih dahulu mana sikap yang baik dan buruk, apakah baik untuk diri sendiri maupun orang lain, memang digital sekarang sangat penting ditambah lagi dengan adanya pandemi covid-19 peran teknologi digunakan untuk memperoleh informasi, komunikasi, maupun yang lain. Tanpa adanya pendidikan karakter sikap seseorang akan mudah terpengaruh oleh perkembangan teknologi, banyak informasi yang didapat dari berbagai penjuru. Dengan adanya pendidikan karakter seseorang dapat meminimalisir adanya perubahan sikap pada diri seseorang.
Dalam ruang lingkup pendidikan (sekolah), Mulyasa menyatakan bahwa kunci kesuksesan pendidikan karakter di sekolah diantaranya;
Pahami hakikat pendidikan karakter
Sosialisasi dengan tepat
Ciptakan lingkungan yang kondusif
Tumbuhkan sikap disiplin peserta didik
Wujudkan guru yang dapat digugu dan ditiru
Pilih pimpinan yang amanah
Libatkan seluruh warga sekolah
Dukung dengan fasilitas dan sumber belajar yang memadai
Pendekatan Komprehensive dan Holistik, merupakan cara yang terbaik untuk melaksanakan pendidikan karakter yang meliputi dimensi kognitif, emosional, dan perilaku, dengan melibatkan dan mengintegrasikannya ke dalam semua aspek kehidupan di sekolah. Pendekatan ini menyebutkan ada sebelas poin yang harus dilakukan dalam pendidikan karakter:
Mengembangkan sikap peduli di dalam dan luar kelas
Guru berperan sebagai pembimbing (caregiver)
Menciptakan komunitas kelas yang peduli
Memberlakukan disiplin yang kuat
Menciptakan lingkungan kelas yang demokratis
Mengajarkan karakter melalui kurikulum
Memberlakukan pembelajaran kooperatif
Mendorong dilakukannya refleksi moral
Mengajarkan cara-cara menyelesaikan konflik
Menjadikan wali murid partner dalam pendidikan karakter
Menciptakan budaya karakter yang baik di sekolah
(Lickona, 1991:50).
Nilai-nilai Konservasi
Inspiratif: nilai yang tercermin pada diri seseorang yang senantiasa memiliki ide atau gagasan untuk siap bertindak baik disengaja maupun tidak, implementasinya dapat dilihat dari empat tahap yaitu belum terlihat, mulai terlihat, mulai berkembang, dan menjadi kebiasaan.
Humanis: memperjuangkan terwujudnya pergaulan hidup yang lebih baik, berdasarkan asa perikemanusiaan, dan humanisme memandang manusia mampu menentukan nasib sendiri.
Peduli
Inovatif: usaha seseorang dengan mendayagunakan pemikiran, kemampuan imajinasi dan lainnya.
Sportif, adil, jujur.
Nilai pendidikan karakter bangsa Indonesia secara khusus diidentifikasi dari empat sumber: (1) Agama, (2) Pancasila, (3) Budaya, dan (4) Tujuan Pendidikan. Nilai-nilai yang ditanamkan dan dikembangkan di sekolah-sekolah yang ada di Indonesia diantaranya; Religius, Jujur, Toleransi, Disiplin, Kerja Keras, Kreatif, Mandiri, Demokratis, Semangat Kebangsaan, Peduli Lingkungan, Menghargai Prestasi dan lain-lain.
Salah satu dari empat sumber contoh nilai pendidikan karakter yaitu budaya atau karya sastra tradisional yaitu geguritan merupakan salah satu karya sastra tradisional Bali yang dimana banyak berisi nilai yang dapat meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia memberikan pengaruh positif berupa pembentukan karakter dimana karya geguritan suddhamala diperdengarkan. Geguritan Suddhamala memiliki relevansi terhadap peningkatan mutu pendidikan di Indonesia.
Religius, sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain serta menunjukan keyakinan akan adanya kekuatan Sang Pencipta. Agama merupakan salah satu sumber nilai dalam membangun pembelajaran pendidikan karakter. Karakter religius mencerminkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Toleransi, adil, objektif, sikap yang bebas dari kefanatikan, menerima dan menghargai perbedaan.
Jujur, adalah mengakui, berkata atau memberikan suatu informasi yang sesuai dengan kenyataan dan kebenaran. Pendidikan karakter jujur sangat penting ditanamkan dalam masing-masing pribadi, perilaku yang tidak suka berbohong dan berbuat curang akan mewujudkan hubungan yang harmonis dengan Tuhan maupun dirinya sendiri.
Cinta Damai, tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
Displin, bentuk kepatuhan terhadap peraturan yang dibuat dan dibentuk.
Kerja Keras, perilaku yang menunjukkan sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaiknya dan lain sebagainya.
(Puskur, 2010: 8-10).
PERILAKU KONSERVASI
Merupakan tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan. Yang dilakukan secara nyata yang dapat diamati dan dicermati terkait dengan manajemen penggunaan sumber daya alam oleh manusia secara berkelanjutan untuk generasi masa kini dan masa depan;
Secara Operasional, contoh perilaku konservasi:
Keanekaragaman Hayati, bertujuan untuk melindungi, pengawetan, pemanfaatan terhadap lingkungan hidup, flora, dan fauna. Contoh tebang pilih, tidak memburu hewan secara liar, memanfaatkan tanaman secara bijak dan lain-lain
Pengelolaan Limbah, bertujuan melakukan pengurangan, pengelolaan, pengawasan terhadap produksi limbah. Contoh membuang sampah pada tempatnya.
Konservasi Etika, Seni, dan Budaya, bertujuan untuk menjaga, melestarikan dan mengembangkan etika, seni, dan budaya. Contoh menonton pertunjukkan seni dan budaya, ikut mengenalkan seni dan budaya Indonesia di tingkat regional, nasional dan global, mencintai produk Dalam Negeri, saling menghargai dan menghormati terhadap sesama bangsa Indonesia.
Kaderisasi Konservasi, menanamkan nilai-nilai konservasi secara berkelanjutan dengan mengikuti pelatihan keterampilan konservasi dan berperan aktif pada kegiatan bakti sosial.
Perilaku konservasi pilar arsitektur hijau dan transportasi internal, mampu menjaga keselamatan, mampu mengurangi adanya sampah plastik misalnya, bijak dalam mengelola ruang, bijak dalam menggunakan air dengan efisien dan tidak berlebih-lebihan, maupun bentuk kebijakan yang lain. (Wahyoe Istiqomah, 2015).
Di era sekarang perilaku manusia yang kurang peduli terhadap kelestarian lingkungan hidup telah terbukti mengakibatkan masalah ekologi. Berbagai bencana akibat perilaku manusia yang kurang peduli, diantaranya banjir akibat drainase yang tersumbat, polusi udara dari asap kendaraan bermotor, menipisnya cadangan energi sebagai dampak buruk perilaku manusia. Kerusakan alam diakibatkan darisudut pandang manusia yang anthroposentris, memandang bahwa manusia adalah pusat dari alam semesta. Sehingga alam dipandang sebagai objek yang dapat dieksploitasi hanya untuk memuaskan keinginan manusia.
Dalam perspektif Islam manusia dan lingkungan memiliki hubungan relasi yang sangat erat karena Allah SWT menciptakan alam ini termasuk didalamnya manusia dan lingkungan dalam keseimbangan dan keserasian. Manusia sebagai faktor dominan dalam perubahan lingkungan baik dan buruknya dn segala sesuatu yang terjadi di alam. Di dalam al-qur’an dijelaskan bahwa kerusakan lingkungan baik di darat maupun di laut pelakunya adalah manusia karena eksploitasi yang dilakukan manusia tidak sebatas memenuhi kebutuhan untuk mempertahankan hidup dan tidak mempertimbangkan kelangsungan lingkungan dan keseimbangan alam tetapi lebih didasarkan pada faktor ekonomi, kekuasaan dan pemenuhan nafsu yang tidak ada akhirnya. Surah Al Baqarah ayat 30 menjelaskan bahwa kewajiban manusia untuk menjaga lingkungan, terkait dengan posisi manusia sebagai khalifah (wakil Allah) di muka bumi, maka manusia memiliki tanggung jawab untuk mengelola bumi dengan sebaik-baiknya sebagai sebuah amanah yang diberikan Allah SWT.
Alam bukan hanya benda yang tidak berarti apa-apa selain dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Alam dalam pandangan Islam adalah tanda (ayat) “keberadaan” Allah. Alam memeberikan jalan bagi manusia untuk mengetahui keberadaan-Nya. Ada etika tersendiri mengenai menjaga lingkungan yang harus diperhatikan umat Islam; (1) rabbul ‘alamin, Islam mengajarkan bahwa Allah SWT itu adalah Tuhan semesta alam, bukan Tuhan manusia atau sekelompok saja, tetapi Tuhan seluruh alam. Dihadapan Tuhan semuanya sama, dilayani oleh Allah SWT sama dengan manusia. (2) rahmatal lil’alamin, manusia diberikan amanat untuk mewujudkan segala perilakunya dalam rangka kasih sayang terhadap seluruh alam. Jika makna rabbul ‘alamin dan rahmatal lil’alamin difahami dengan baik maka tidak akan merusak lingkungan alam.
Prinsip-prinsip yang bisa menjadi pegangan dan tuntunan bagi perilaku manusia dalam berhadapan dengan alam, baik perilaku terhadap alam secara langsung maupun perilaku terhadap sesama manusia yang berakibat tertentu terhadap alam;
Sikap Hormat terhadap Alam
Tanggung Jawab
Solidaritas Kosmis
Kasih Sayang dan Kepedulian terhadap Alam
KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, character merupakan tanda atau ciri yang khusus dan karenanya melahirkan suatu pandangan bahwa karakter adalah pola perilaku yang bersifat individual, keadaan moral seseorang. Karakter seseorang berkaitan dengan perilaku yang ada di sekitar dirinya.
Berbagai mata pelajaran ini digeser dengan adanya mata pelajaran yang berkaitan dengan pengembangan wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi serta keterampilan hard skillnya, namun kurang diimbangi dengan mata pelajaran yang berkaitan dengan pendidikan karakter bangsa yang mengarahkan pada penguatan soft skill, seperti kejujuran, toleransi, humanis, santun, kerja keras dan sebagainya. Pendekatan Komprehensive dan Holistik, merupakan cara yang terbaik untuk melaksanakan pendidikan karakter yang meliputi dimensi kognitif, emosional, dan perilaku.
Nilai-nilai Konservasi, Inspiratif, Humanis, Peduli, Inovatif, Sportif, adil, dan jujur.
Secara Operasional, contoh perilaku konservasi:
Keanekaragaman Hayati, bertujuan untuk melindungi, pengawetan, pemanfaatan terhadap lingkungan hidup, flora, dan fauna.
Pengelolaan Limbah, bertujuan melakukan pengurangan, pengelolaan, pengawasan terhadap produksi limbah.
Konservasi Etika, Seni, dan Budaya, bertujuan untuk menjaga, melestarikan dan mengembangkan etika, seni, dan budaya.
Kaderisasi Konservasi, menanamkan nilai-nilai konservasi secara berkelanjutan dengan mengikuti pelatihan keterampilan konservasi dan berperan aktif pada kegiatan bakti sosial.
Perilaku konservasi pilar arsitektur hijau dan transportasi internal, mampu menjaga keselamatan, mampu mengurangi adanya sampah plastik misalnya, bijak dalam mengelola ruang, bijak dalam menggunakan air dengan efisien dan tidak berlebih-lebihan, maupun bentuk kebijakan yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Saiful Ridlo, Pend. Biologi FMIPA UNNES, Jurnal Pendidikan Biologi Volume 8, Nomor 1, Agustus 2016, tanggal akses jurnal 15 Mei 2021. http://journal2.um.ac.id/index.php/jpb/article/download/2273/1367
Agung Prihatmojo, Ika Mulia Agustin, Dewi Ernawati, dan Diana Indriyani, IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DI ABAD 21, edisi Oktober 2019, tanggal akses 16 Mei 2021.https://jurnal.umj.ac.id/index.php/SEMNASFIP/article/download/5125/3407
Wahyoe Istiqomah, di-posting 06 Oktober 2015, NILAI KARAKTER KONSERVASI DAN PERILAKU KONSERVASI tanggal akses 15 Mei 2021. http://wistiqomah3.blogspot.com/2015/10/nilai-karakter-konservasi-dan-perilaku.html?m=1#:~:text=Dari%20uraian%20%E2%80%93%20uraian%20diatas%20dapat,mnusia%20dalam%20berinteraksi%20dengan%20lingkungan
Devi Setioningsih, di-posting 19 November 2015, NILAI KARAKTER DAN PERILAKU KONSERVASI tanggal akses 15 Mei 2021. http://blog.unnes.ac.id/devisetioningsih/2015/11/19/nilai-karakter-dan-perilaku-konservasi/
Sutiyono dan Suharno, STRATEGI PENGUATAN KARAKTER BANGSA PADA MAHASISWA DI “PADEPOKAN KARAKTER” UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG, Volume 6, Nomor 1, Jan-Jun 2018, tanggal akses 15
https://scholar.google.com/scholar?start=10&q=jurnal+nilai+dan+karakter&hl=id&as_sdt=0,5#d=gs_qabs&u=%23p%3DwUOQwHPi5UIJ
DR. Arif Budi Wurianto, Universitas Muhammadiyah Malang ABSTRAK Pendidikan Karakter di sekolah tanggal akses 15 Mei 2021.https://studylibid.com/doc/616990/abstrak-pendidikan-karakter-di-sekolah---ki
Muhammad Ali Ramdhani, Lingkungan Pendidikan dalam Implementasi Pendidikan Karakter, Jurnal Pendidikan Universitas Garut Ramdhani, Vol. 08; No. 01; 2014; 28-37, tanggal akses 16 Mei 2021.https://sg.docworkspace.com/d/sINrvoq5n2KnMhQY
Komentar
Posting Komentar