(Gambar: http://tahfizhdulido.com)
Berkat ijtihad para tabi'in dan Ulama' terdahulu yang telah berhasil memudahkan pembacaan Al-Quran yakni dengan memberikan tanda baca pada Al-Quran.
Al-Quran yang semula polos kemudian oleh Abu Aswad Ad-Du'ali diberikan titik agar membedakan huruf yang dibaca fathah, kasrah, atau dhammah.
Abu Aswad Ad-Du'ali yang memiliki nama asli Dzalam bin Amru bin Sufyan bin Jandal bin Yu'mar bin Du'ali lahir di Basrah yakni pada tahun 603 M. Ia merupakan murid kinasih Ali bin Abi Thalib. Abu Aswad Ad-Du'ali dikenal sebagai tabi'in karena beliau masuk islam pada akhir masa kenabian Rasulullah dan tidak sempat bertemu langsung dengan Rasulullah. Meski begitu beliau memiliki kelihaian dalam ilmu tata bahasa Arab hingga beliau dikenal sebagai peletak dasar ilmu nahwu.
Dalam sebuah riwayat Abu Aswad Ad-Du'ali pada mulanya sempat menolak ketika dimintai untuk menyusun kaidah yang memudahkan dalam membaca Al-Qur'an. Namun ketika ia mengetahui adanya kesalahan atau penyimpangan dialek dalam membaca Al-Quran, akhirnya ia pun menerima tawaran tersebut.
Kesalahan bacaan tersebut yakni pada ayat ketiga surah at-Taubah. Kesalahan bacaan itu cukup membuat Abu Aswad Ad-Du'ali tercengang dan tidak bisa menerimanya. Hingga pada akhirnya beliau menerima tawaran dari Ziyad yang pada saat itu menjadi Gubernur Basrah untuk membubuhkan tanda baca dan titik pada Al-Quran.
Pada generasi selanjutnya tanda baca ini selanjutnya diteruskan oleh kedua tokoh yang ikut berperan dalam penciptaan harakat yakni Nasr bin Ashim dan Yahya bin Ya'mar. Mereka turut menyebarkan dan mengenalkan tanda baca di wilayah Basrah dan Irak. Generasi selanjutnya tanda baca tersebut mengalami perkembangan oleh Al-Khalil yakni menyempurnakannya dengan peletakan tanda baca seperti hamzah dan tasydid.
Dikutip dari NU online, Republika.co.id, tafsiralquran.id.
Komentar
Posting Komentar