Langsung ke konten utama

Milad Ke-26 UKM Al Izzah Mengusung Tema “Beda Masa Satu Rasa”


Kembali adakan peringatan Milad ke-26 UKM Al Izzah mengusung tema "Beda Masa Satu Rasa" yang digelar di gedung PKM Kampus Barat IAIN Kudus selama dua hari. Dalam acara milad ini, UKM AI Izzah sekaligus mengadakan raker atau rapat kerja membahas program kerja untuk satu periode mendatang. 


Tema kali ini "Beda Masa Satu Rasa" memiliki arti bahwa UKM Al Izzah selalu memiliki rasa kekeluargaan yang tak pernah luntur dari tahun ke tahun meskipun terpaut masa yang lama. Hal ini tak lepas dari para alumni dan demisioner yang selalu turut hadir di setiap acara Al Izzah dan selalu memberikan dorongan serta motivasi untuk Al Izzah kedepannya. 


Mahsusi Hawa, selaku ketua UKM Al Izzah berpesan kepada seluruh pengurus untuk terusr berproses bersama demi progres kedepan. Dan memaksimalkan kerja sama serta tanggung jawaba yang dibangun saat ini untuk menjadikan UKM Al Izzah lebih maju. 


"Dari awal sudah kita sepakati bersama bahwa minat, niat dan kesungguhan yang kita butuhkan dalam membangun organisasi sebagai pengurus. Rakeini merupakan momen dari pengurus untuk pengurus sehingga nanti bisa kita maksimalkan kerja sama untuk progja kita ke depan. Di umur Al Izzah ke-26 tahun yang masih terus bertahan hingga saat ini, justru menjadi tantangan yang harus diemban di pundak kita, sudah menjadi tugas dan tanggung jawab bersama agar tetap mengeksiskan UKM baik lewat bahasanya, keseniannya dan lain sebagainya". Ucap Mahsusi dalam sambutannya. 


Lebih lanjut Mahsusi juga mengungkapkan agar segala hal baik yang didapat dari pengalaman teman- teman berorganisasi bisa turut diaplikasikan kedalam UKM Al Izzah.


"Di sini mari kita mulai dengan niat baik, tanggung jawab sepenuhnya dan setulus tulusnya. Apa yang pernah temen - temen dapatkan dari organisasi lain alangkah baiknya hal-hal yang baik bisa benar- benar diaplikasikan di sini." Lanjutnya. 


Sementara itu Hamzah, selaku alumni Al-Izzah juga turut memberikan nasehat bahwa sebaiknya dalam memberikan pengajaran kepada A'dlo' (anggota) agar lebih dipermudah jangan dipersulit dan diperjelas. "Belajar bahasa arab sebaiknya itu dipermudah. Misalkan apa itu isim? Cukup jawab dengan isim adalah kata benda." Ucap Hamzah saat memberikan sambutan secara langsung (25/02/23). 


Rina & Nadhifah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jurnal Konservasi Nilai dan Karakter

PENDIDIKAN NILAI DAN KARAKTER DI ERA SEKARANG Siyam Fitriyani Pendidikan Bahasa Arab, Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Negeri Kudus, E-mail: fitriyanisiyam321@gmail.com Nomor Hp : 08816770699 ABSTRAK         Karakter bisa diartikan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku seseorang, sehingga orang yang tidak jujur, kejam, berperilaku jelek, bisa dikatakan berkarakter jelek. Sebaliknya, orang yang berperilaku sesuai dengan kaidah moral bisa dikatakan orang yang berkarakter mulia. Nilai karakter konservasi adalah sikap pribadi yang stabil untuk selalu berusaha melindungi dan melestarikan nilai budaya serta perilaku manusia dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Pendidikan karakter berbasis konservasi berupaya untuk menyemaikan dan mengembangkan nilai-nilai religius, jujur, peduli, toleran, demokratis, santun, cerdas, dan tangguh dalam bermasyarakat ataupun dalam diri mahasiswa dengan maksud agar mereka mampu menjadi...

Abu Aswad Ad-Du'ali Sang Penemu Harakat

      (Gambar: http://tahfizhdulido.com)  Tidak bisa dipungkiri bahwa Al-Quran yang selalu kita baca saat ini ternyata amat jauh berbeda dengan Al-Qu'an asli pada zaman Rasulullah. Hal ini dikarenakan pada mulanya Al-Quran turun kepada Rasulullah tanpa adanya tanda baca dan syakal sama sekali. Barang tentu sangat sulit bagi kita untuk membacanya. Apalagi huruf-huruf yang memiliki bentuk yang sama tanpa adanya titik, pasti susah untuk membedakannya.  Berkat ijtihad para tabi'in dan Ulama' terdahulu yang telah berhasil memudahkan pembacaan Al-Quran yakni dengan memberikan tanda baca pada Al-Quran.  Al-Quran yang semula polos kemudian oleh Abu Aswad Ad-Du'ali diberikan titik agar membedakan huruf yang dibaca fathah, kasrah, atau dhammah.  Abu Aswad Ad-Du'ali yang memiliki nama asli Dzalam bin Amru bin Sufyan bin Jandal bin Yu'mar bin Du'ali lahir di Basrah yakni pada tahun 603 M. Ia merupakan murid kinasih Ali bin Abi Thalib. Abu Aswad Ad-Du'ali dikenal s...

Inilah Sosok Lora Ismail Al-Kholilie, Cucu Syaikhona Kholil Asal Bangkalan Yang Penuh Inspiratif Bagi Kalangan Pecinta Bahasa Arab

Foto: https://cariustadz.id/ustadz/detail/Lora-Ismail-Amin-Kholil-562152 Tidak sedikit masyarakat di Indonesia telah memanfaatkan media sosial sebagai sarana pembelajaran guna memperdalam ilmu agama yang dimiliki melalui menonton tayangan kontennya, terkhusus kaum muda. Tetapi kenyataan diluar sana menyatakan bahwa tidak sedikit pendakwah di media sosial yang nekat mengaburkan kebenaran informasi hanya demi mencari popularitas semata. Maka dari itu, memilih referensi konten yang tidak sesat harus dilakukan dengan filtrasi yang ketat, bijak, tepat dan kompeten, terlebih lagi tidak sedikit influencer yang melakukan kesalahan fatal seperti memberikan salah pengartian terhadap beberapa hal, seperti penyesatan secara pemahaman ilmu pengetahuan terhadap beberapa kalimat-kalimat Bahasa Arab yang menjadi tren di kalangan masyarakat itu sendiri. Hal ini ternyata telah menjadi suatu perhatian yang khusus bagi sosok Lora Ismail Al-Kholilie, seorang influencer sekaligus ulama' yang lahir di ...