Langsung ke konten utama

Rutinan Setiap Pekan UKM Al-Izzah: Tadribul Usbu’ dan Tadribul Fanniyah Sebagai Sarana Peningkat Kompetensi Anggota Yang Dzakiyah, Syajaah dan Samiyah


Foto: Foto Bersama Pasca Multaqo Ula'

Sebagai salah satu program kegiatan rutinan setiap pekan yang senantiasa dilaksanakan oleh UKM Al-Izzah UIN Sunan Kudus. Tadribul Usbu’ (TU) dan Tadribul Fanniyah hadir sebagai sarana utama dalam pengupayaan pengembangan kemampuan, bakat, dan karakter dari para a'dlo (anggota) maupun zumaroh (pengurus). Kehadiran dari kedua program kegiatan tersebut juga menjadi wadah pembinaan yang tidak hanya berfokus pada pengembangan pada keterampilan teknis, tetapi juga pada kreativitas, kepercayaan diri, dan prestasi secara menyeluruh. Sebelum melaksanakan kedua program kegiatan  rutinan setiap pekan tersebut, para a'dlo akan mengikuti Multaqo Ula' terebih dahulu yang merupakan pertemuan akbar perdana untuk menyatukan chemistry sebelum menjalani kedua pelatihan tersebut.

Adapun program kegiatan rutinan setiap pekan yang bermula diawal ialah Tadribul Usbu’. Tadribul Usbu’ atau biasa disingkat dengan istilah TU merupakan semacam pelatihan bahasa Arab berbasis penguatan teori bahasa Arab seperti nahwu dan shorof yang diadakan pada setiap hari Senin, Selasa, ataupun Rabu. Para a'dlo yang mengikuti kegiatan tersebut dapat secara bebas memilih hari apapun yang sesuai dengan waktu luang mereka agar dapat berpartisipasi didalamnya. Sejatinya, TU terbagi menjadi 2 kelas, yaitu: kelas Tamhidi (awal) dan kelas Takmili (lanjut). Seorang peserta menuturkan, “Saya merasa terbantu mengikuti Tadribul Usbu’i karena diajarkan teori nahwu dan shorof. Kakak pembimbing ramah, membangun, dan enak diajak berdiskusi, jadi saya lebih nyaman belajar.”

Foto: Sesi Penyampaian Materi Dalam Kegiatan Tadribul Usbu'

Berikutnya, kegiatan Tadribul Fanniyah dilaksanakan oleh Qism Fanniyah pada setiap hari Kamis, Tadribul Fanniyah merupakan sebuah program kegiatan rutinan setiap pekan yang meliputi pelatihan bakat seni berbasis kurikulum pembinaan yang terarah pada berbagai disiplin perlombaan seni Bahasa Arab seperti: Ghina’ (seni suara), Syi’ir (seni puisi), Khitobah (Public Speaking), dan Teater. Salah satu peserta menyampaikan, “Meski baru sekali mengikuti Tadribul Lil Khitobah, saya sangat terinspirasi oleh para kakak pembimbing yang memiliki kemampuan public speaking luar biasa. Semoga saya bisa berkembang menjadi public speaker yang baik dan terampil.” 

Foto: Sesi Diskusi Dalam Kegiatan Tadribul Fanniyah

Salah satu peserta menambahkan, “Saya sangat senang karena bertemu kakak-kakak yang ramah dan baik hati, dan semoga bisa istiqamah mengikuti kegiatan TU setiap hari Selasa.” Sependapat dengan pernyataan sebelumnya, peserta lainnya juga mengungkapkan kesan pesan atas adanya kedua kegiatan rutinan tersebut. "Jujur kaget kak, soalnya aku beberapa kali izin ga berangkat TU. tapi seneng sih,. nanti di semester 2 semoga tambah aktif akunya hehe." Peserta lainnya juga mengungkapkan kesannya "Kesan saya yang pertama, alhamdulillah, menjadi peserta teraktif itu bentuk tawakkal saya,. Yang kedua, menurut saya, pemberian sertifikat dan semacam bingkisan kepada peserta teraktif merupakan bentuk penghargaan karena bisa dijadikan motivasi agar lebih giat mengikuti TU." Diharapkan program kegiatan rutinan setiap pekan seperti ini dapat menjadi wadah efektif bagi mahasiswa untuk belajar, berlatih, mengembangkan dan mempertajam potensi dari diri mereka secara berkelanjutan. 

Penulis: Elfin
Editor: Salma






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Inilah Sosok Lora Ismail Al-Kholilie, Cucu Syaikhona Kholil Asal Bangkalan Yang Penuh Inspiratif Bagi Kalangan Pecinta Bahasa Arab

Foto: https://cariustadz.id/ustadz/detail/Lora-Ismail-Amin-Kholil-562152 Tidak sedikit masyarakat di Indonesia telah memanfaatkan media sosial sebagai sarana pembelajaran guna memperdalam ilmu agama yang dimiliki melalui menonton tayangan kontennya, terkhusus kaum muda. Tetapi kenyataan diluar sana menyatakan bahwa tidak sedikit pendakwah di media sosial yang nekat mengaburkan kebenaran informasi hanya demi mencari popularitas semata. Maka dari itu, memilih referensi konten yang tidak sesat harus dilakukan dengan filtrasi yang ketat, bijak, tepat dan kompeten, terlebih lagi tidak sedikit influencer yang melakukan kesalahan fatal seperti memberikan salah pengartian terhadap beberapa hal, seperti penyesatan secara pemahaman ilmu pengetahuan terhadap beberapa kalimat-kalimat Bahasa Arab yang menjadi tren di kalangan masyarakat itu sendiri. Hal ini ternyata telah menjadi suatu perhatian yang khusus bagi sosok Lora Ismail Al-Kholilie, seorang influencer sekaligus ulama' yang lahir di ...

Jurnal Konservasi Nilai dan Karakter

PENDIDIKAN NILAI DAN KARAKTER DI ERA SEKARANG Siyam Fitriyani Pendidikan Bahasa Arab, Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Negeri Kudus, E-mail: fitriyanisiyam321@gmail.com Nomor Hp : 08816770699 ABSTRAK         Karakter bisa diartikan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku seseorang, sehingga orang yang tidak jujur, kejam, berperilaku jelek, bisa dikatakan berkarakter jelek. Sebaliknya, orang yang berperilaku sesuai dengan kaidah moral bisa dikatakan orang yang berkarakter mulia. Nilai karakter konservasi adalah sikap pribadi yang stabil untuk selalu berusaha melindungi dan melestarikan nilai budaya serta perilaku manusia dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Pendidikan karakter berbasis konservasi berupaya untuk menyemaikan dan mengembangkan nilai-nilai religius, jujur, peduli, toleran, demokratis, santun, cerdas, dan tangguh dalam bermasyarakat ataupun dalam diri mahasiswa dengan maksud agar mereka mampu menjadi...

Kisah Dibalik Pengarang Kitab JURUMIYYAH

Sumber foto:https://jurnaba.co/biografi-ibnu-ajurrum-waliyullah-penulis-kitab-matan-jurumiyah/   para santri dan pelajar bahasa arab pasti sudah tidak asing lagi dengan kitab Jurumiyyah karena kepopuleran Kitab ini yang sudah  mendunia. Kitab yang lebih dikenal dengan matan jurumiyyah ini berisi kajian dasar nahwu yang padat dan ringan digunakan untuk para pemula. Sayangnya tidak semua pelajar dan para pengguna matan jurumiyah ini tahu dan kenal dengan sang pengarang kitab Jurumiyyah.  Syekh Ibnu Ajurrum yang memiliki nama lengkap Abu Abdillah Muhammad bin Muhammad bin Dawud Al-Shinhaji merupakan ulama nahwu sekaligus pengarang dari kitab Jurumiyyah. Sesuai namanya, Al-Jurrumiyyah yang merupakan kitab muqaddimah (pengantar) tentang ilmu Nahwu ini ditulis oleh Ibnu Ajurrum ketika masih di Mekkah. Isi dari kitab ini yang begitu ringkas dan mendasar sangat cocok digunakan bagi pemula yang ingin belajar bahasa Arab. Sehingga kitab ini perlu diberi penjelasan yang lebih mend...