Bahasa Arab merupakan bahasa asing yang sudah tidak asing lagi bagi dunia kebahasaan masyarakat Indonesia. Bahkan, Bahasa Arab memiliki prospek yang baik di Indonesia. Potensi dan prospek bahasa Arab itu dapat diaktualisasikan jika penggiat Bahasa Arab mampu menekuninya dan mengubah tantangan menjadi peluang. Kebanyakan mereka yang menguasai bahasa Arab memiliki modal dasar mengembangkan kajian Islam. Berkembangnya Bahasa Arab di Indonesia tak lain karena adanya beberapa penggiat yang sangat andil dalam memanfaatkan peluang untuk mengembangkan Bahasa Arab di masyarakat luar. Buktinya banyak penggiat Bahasa Arab, diantaranya :
Muhammad Ma'shum bin Ali bin Abdul Muhyi Al-Maskumambani lahir pada tahun 1887 di Maskumambang Gersik. Pada tahun 1913, beliau mendirikan pondok dan masjid di desa Seblak. Meskipun berhasil mendirikan pondok yang berkembang pesat, beliau tetap istiqamah mengajar di madrasah Salafiyah Syafiiyah Tebuireng membantu Hadratus Syekh mendidik santri. Tak hanya mendirikan pondok, beliau juga mengarang kitab yang karangannya sangat monumental. Hasil kitab yang sangat mahsyur di antaranya :
a. Al-Amtsilah At-Tashrifiyyah. Kitab ini menerangkan ilmu sharaf
b. Fathul Qadir. Kitab pertama di Nusantara yang menerangkan ukuran dan takaran arab dalam Bahasa Indonesia
c. Ad-Durus Al-Falakiyah. Kitab yang membahas tentang ilmu falak ini termuat ilmu hitung, logaritma, almanak Masehi dan Hijriyah, posisi Matahari, dan lain-lain
d. Badi’atul Mitsal. Kitab ini juga menerangkan perihal ilmu falak
2. Moch Syarif Hidayatullah
Syarif Hidayatullah lahir di Pasuruan, Jawa Timur, pada 29 Desember tahun 1979. Beliau menyelesaikan S1 pada Jurusan Bahasa dan Sastra Arab, di IAIN Jakarta (2001) dan Program Pascasarjana Linguistik Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (2004). Sementara itu, jenjang doktornya ia selesaikan pada Program Pascasarjana Ilmu Susastra Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (2013). Hasil karya yang beliau karang di antaranya Cakrawala Linguistik Arab, Tadribat Tarjamah, dan Seluk Beluk Penerjemahan Arab-Indonesia Kontemporer. Tak berhenti di situ, beliau juga berkontribusi dalam menyiapkan generasi penerjemah Arab-Indonesia melalui pelatihan, worhshop, dan short course tentang penerjemahan Arab-Indonesia.
3. Prof. Dr. H. D. Hidayat.
Prof. Dr. H. D. Hidayat lahir di Sukabumi tahun 1944. Beliau mahasiswa S1 pada Jurusan Bahasa Arab, Fakultas Tarbiyah, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 1968. Lalu, menyelesaikan program magisternya di Ma’had Khurthum ad-Dauli lil Lughatil ‘Arabiyyah, Khutum, Sudan, tahun 1981. Tidak terhenti di situ, beliau juga berhasil mendapat Gelar doktornya di program Pascasarjana IAIN (UIN) Jakarta tahun 1998. Salah satu karya yang pernah beliau tulis yaitu buku Ta’limul Lughatul ‘Arabiyyah. Karya-karyanya dijadikan rujukan kurikulum di Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah, sehingga beliau dijuluki sebagai pakar Metode Pengajaran dan Pembelajaran Bahasa Arab.
4. Muhbib Abdul Wahab
Muhbib Abdul Wahab lahir pada tahun 1968 di Paciran, Lamongan, Jawa Timur. Beliau menyelesaikan program S1 pada Jurusan Pendidikan Bahasa (1991), menyelesaikan Diploma I di Lembaga Ilmu Pengetahuan Arab dan Islam (LIPIA) pada (1992), serta menyelesaikan magister (1997) dan doktornya (2008) di IAIN (UIN) Jakarta. Beliau memiliki inisiaf membuat standar test TOAFL di kancah internasional, yang bahkan negara Arab belum memiliki tes standar internasional. Selain itu, TOAFL UIN Jakarta dijadikan rujukan Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri di Indonesia.
Pada tahun 2000, ia dapat merampungkan gelar magisternya pada Program Linguistik Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat. Pendidikan doktornya diselesaikan pada Jurusan Bahasa dan Lingustik, Universitas Malaya, Malaysia, pada 201. Selain menekuni linguistik Arab, penerjemahan, ia juga menekuni pengajaran bahasa Arab berbasis teknologi. Salah satu aktivitasnya yang menonjol dalam bidang bahasa Arab adalah aktivitasnya dalam memberi pelatihan bahasa Arab berbasis ICT.
5. Yusring Sanusi Baso
Yusring Sanusi Baso lahir di Sulawesi Selatan pada Maret tahun 1970. Beliau menyelesaikan S1 (1983) pada Jurusan Bahasa Arab Universitas Hassanuddin, Makasar. Setelah itu, program magisternya diselesaikan pada Applied and Computational Linguistics, The University of Newcastle, Australia pada tahun (2003). Karena kemahiran beliau dibidang IT, beliau mempublikasikan pemanfaatan teknologi dalam pengajaran dan pembelajaran bahasa Arab, seperti Materi Pembelajaran Interaktif Bahasa Arab Berbasis Web dan CD, serta membuat evaluasi dan tes pembelajaran bahasa arab.
Hal tersebutlah yang menjadi bukti bahwa Bahasa Arab dengan Indonesia memiliki kedekatan erat, bahkan telah menjadi ilmu pengetahuan sunnah di Indonesia. faktor yang memepngaruhi kedekatan bahasa arab dengan Indonesia beragam, seperti :
a. Mayoritas masyarakat Indonesia yang muslim, pemeluk agama Islam di Indonesia mencapai kurang lebih 90%, sisanya merupakan pemeluk agama lain. Islam dan Bhasa Arab adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan sehingga dalam beribadahpun orang Indonesia menggunakan bahasa arab.
b. Asumsi bahwa Bahasa Arab adalah bahasa surga. Dalam beribadah, pedoman agama Islam yaitu Al-Qur’an, dan didalam Al-Quran menggunakan bahasa arab. Jadi, apabila ingin mempelajari Al-Qur’an tentu bahasa arab dianjurkan untuk dipelajari meskipun banyak Al-Qur’an di Indonesia yang dikemas dengan tarjmah Bahasa Indonesia.
c. Mayoritas orang Indonesia memiliki nama dengan menggunakan Bahasa Arab. Nama menggunakan bahasa arab ini hamper banyak sekali ditemui pada pemeluk agama Islam baik laki-laki atau perempuan di Indonesia.
Komentar
Posting Komentar